Thursday, May 5

Di Balik Pembekalan Nusantara Sehat: 37 Hari Tanpa Alat Komunikasi


UPDATE!!!

Peraturan Nusantara Sehat Tahun 2016 berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
1. Peserta belum bisa dibesuk sampai peserta menginfokan sendiri.
2. Bisa menitipkan barang tapi lebih baik tidak usah, meski barang disampaikan ke peserta (terlebih dahulu diperiksa petugas) namun peserta akan mendapat sangsi.

Sekian.

(Sumber: Bapak Petugas Piket Pusdikkes TNI AD Kramatjati )

================================

Tahun ini saat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia kembali menjalankan Program Nusantara Sehat, orang dekat saya - bahasa umum menyebutnya pacar - juga mengikutinya dan berhasil lolos seleksi. Untuk itu sebelum melakukan program tersebut para peserta Nusantara Sehat diwajibkan mengikuti pendidikan dan pelatihan atau di sini disebut Pembekalan Tim Nusantara Sehat Tahun 2016. Dan asal tahu saja, selama pembekalan peserta tidak dibolehkan komunikasi dengan dunia luar selama 1 bulan lebih. Kangen ndak tuh. Maka dari itu berbekal informasi dari seorang sahabat yang saya temukan di jagad maya lewat mesin pencarian bertemulah saya dengan sesosok perempuan inspiratif, penulis blog, dan juga Tim Nusantara Sehat aktif: Rinta Wulandari. Segala catatan tentang beliau bisa ditengok di blog:
www.rintawulandari.com dan www.kompasiana.com/rintawulandarii.

Saya tempo hari berkomunikasi dengan beliau lewat surat. Surat elektronik. Hehehe. Dan berikut lampiran email saya dengan seorang Rinta Wulandari yang sudah saya modifikasi untuk keperluan blog ini.

===

Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh, mbak Rinta Wulandari. Salam serta rahmat dan barakah Allah untuk mbak Rinta, keluarga, dan kawan-kawan sehaluan yang sedang menjalankan abdi baktinya untuk menyeharkan nusantara. Semoga tetap diberikan kesehatan dan kebaikan dalam menjalan tugas semulia itu.

Mbak Rinta, pacar saya merupakan salah satu peserta seleksi yang dinyatakan lolos menjadi Tim Nusantara Sehat Tahap II Tahun 2016. Bolehkah saya menanya-nanyai mbak Rinta? – Kenapa saya? – mungkin begitu batin mbak Rinta. Hehehe. Karena betul kata mbak Rinta, semua pencarian dan tagar Nusantara Sehat menyasar ke satu nama: Rinta Wulandari, yang begitu giat menulis dan menceritakan tentang pengalamannya, terima kasih sekali untuk itu. Tapi ada beberapa pertanyaan yang jawabannya belum saya dapatkan – atau mungkin saya melewatkannya. Pilihan menjawab atau tidak itu hak prerogatif mbak Rinta. Tapi berharap untuk dijawab itu hal besar untuk saya.

Agar mempermudah dan tidak berkesan bertele-tele maka pertanyaan akan saya buat berurutan dengan nomor. Santai saja mbak Rinta, sebenarnya selain suka nulis saya juga suka guyon kok. Jadi nanti jawabannya ndak harus seformal ini. Hehehe.

Lanjutan dari tulisan di atas adalah pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan kepada mbak Rinta Wulandari. Dan baiknya mbak Rinta, beliau dapat menyempatkan waktu dan menjawab pertanyaan saya dengan baik. Dapat saya nilai bahwa mbak Rinta adalah orang yang sangat bersahabat.

Oiya berikut saya tuliskan rangkuman pertanyaan saya dan jawaban mbak Rinta. Semoga bisa menjawab pertanyaan orang-orang yang galau ditinggal pasangannya pembekalan Nusantara Sehat 2016 selama 37 hari.

===

1. Pacar saya saat ini tengah menjalani pembekalan di Pusdikkes TNI AD Kramatjati Jakarta Timur terhitung sejak 18 April sampai dengan 24 Mei 2016. Pacar saya bilang kalau tanggal merah nanti (4-5 Mei) peserta diliburkan dan dibebastugaskan. Pendapat mbak Rinta sendiri gimana? Bisakah peserta pembekalan keluar barak waktu libur nasional?


Kalau menurut saya, tentang tanggal merah. Ah gak mungkin dibolehin pesiar (keluar Pusdikkes untuk belanja dll). Enggak. Karena kami pun dibolehkan keluar tempat latihan hanya boleh ke Indomaret depan, atau ke ATM. Pun jika boleh, itu hanya berlaku H-5 sebelum keberangkatan untuk beli barang barang keperluan di jalan atau makanan. Selebihnya jika ada keperluan? Ya titip sama pelatih (TNI yang melatih).


2. Apakah tidak ada cara lain peserta pembekalan untuk berkomunikasi dengan dunia luar? Seperti misal berkirim surat via merpati pos? Hehehe.


Boleeeh. Walaupun HP dikumpul, setidaknya para siswa Kemenkes (Tim Nusantara Sehat) boleh menghubungi orang tua jika ada urgent. Boleh numpang SMS ke keluarga jika urgent. Tapi enggak untuk hubungi pacar yaah hehe. Kalau saya dulu, laptop gak dikumpul. Karena perlu untuk mempelajari materi yang diberikan Tim Kemenkes untuk mengerjakan tugas dll. Maka saya sering juga berkirim email dengan kakak saya yang sibuk dengan dunia pasien-rumah sakit. Beliau dokter. Dalam hal ini, ini bukan kakak kandung saya, tapi menurut saya beliau yang pantas terima segala cerita dan keluh kesah saya selama dalam pelatihan. Dan ternyata hal ini ampuh untuk mengurangi tingkat stress bagi para siswa Nusantara Sehat yang sedang dalam tekanan pelatihan. Mungkin ini bisa diterapkan pada pacar mas? Jika memang laptopnya tidak dikumpulkan.


3. Turunan nomor 2, apakah tidak ada cara agar dunia luar bisa berkomunikasi dengan peserta pembekalan? Seperti saya menyamar jadi wartawan atau pedagan kaki lima.


Setahu saya, orangtua, teman boleh menjenguk siswa, tapi tergantung dengan harinya. Biasanya ada peraturan. Misalnya hari Sabtu dan Minggu dari pukul 12 sampai jam 16.00 adalah jam berkunjung. Tapi itu kembali lagi di peraturan Pusdikkes. Kalau di Rindam Jaya hal itu diperbolehkan. Namun maklum jika di awal awal memang latihan sangaaaaaat padat. Sangaaat. Bahkan untuk tidur siang pun, walau hanya setengah jam itu sudah hal yang sangaat istimewa dan dirindukan. Dan wajar kalau ketemu nanti pacar mas akan berubah warna, setidaknya belang antara wajah dan jilbabnya. Hehehe.


4. Apakah selama di barak kesehatan dan kenyaman peserta diperhatikan?


Hmm tentang kenyamanan. Itu tergantung yah. Barak ketentaraan hanya menyiapkan barak yang sekenanya. Sangaat persis dengan para TNI yang juga berlatih, mereka tinggal di barak yang seadanya sepeti lorong panjang dengan tempat tidur di sisi kanan kirinya kemudian ada lemari kecil di sampingnya untuk menaruh barang. Itu saja. Nyamuk mungkin adalah sarana yang biasa dihadapi. Barak Pusdikkes pasti juga punya nyamuk yang besar dan berotot. Haha sama dengan barak Rindam Jaya
.

5. Bagaimana tentang tekanan-tekanan ala militer yang selama ini kita asumsikan terjadi di setiap pelatihan semi militer?


Tekanan? Pastiiii. Namun semua jadi happy kok dibawa happy. Karena memang gak sendiri. Ramai. Jadi semua berpikir itu nyusahin capek, tapi kembali lagi saya selalu berpikir bahwa ini hanya sementara. Hanya satu bulan 10 hari. Justru ini akan jadi cerita seru tersendiri. Siswa Kemenkes tidak dibedakan. Mereka disamakan dengan para tentara yang berlatih. Latihan fisik pun tak bisa dihindari dan lama kelamaan itu akan menjadi kebiasaan kok walaupun diawal akan banyak keluhan.


6. Pada hari keberapa lokasi penerjunan diumumkan?


Lokasi diumumkan saya saat itu H-5 sebelum keberangkatan.


7. Apakah lokasi penerjunan disesuikan dengan domisili peserta? Saya tahu mbak Rinta dari Lampung tapi tidak ditempatkan di Lampung, itu mungkin karena Lampung sendiri tidak terdapat puskesmas yang dipilih sebagai penempatan. Dalam kasus ini, domisili pacar saya dekat dengan Sanggau, Kalimantan Barat di mana merupakan daerah DPTK dan DBK, mungkinkah dia diterjunkan di lokasi tersebut?


TIDAK. Walaupun wilayah pacar mas di DTPK atau di DBK. Dia tidak dijamin akan mendapat penempatan di situ, jadi jangan berharap terlalu yah. Nanti nyakitin. Karena teman aku rumahnya di Sabang, termasuk wilayah kerja Nusantara Sehat juga. Tapi ia mendapat penempatan di Merauke. Jadi apa? itulah pentingnya pembelajaran semi militer. Selain belajar ikhlas juga belajar menerima kenyataan.


8. Selang berapa hari peserta diterjunkan dari hari terakhir pembekalan?


Peserta langsung menuju penempatan. Hanya menunggu giliran keberangkatan. Setelah 40 hari dan penutupan peserta masih tinggal di barak namun tanpa aturan yang ketat kemiliteran. Santai. Karena itu hanya menunggu keberangkatan. Giliran. Hari pertama atau kedua berangkat. Digilir.


9. Apakah ada seremoni penerjunan yang dihadiri oleh keluarga dan umum?


Seremoni? Aah itu yang kami inginkan. Seremoni dengan orang tua maksudnya? Sayangnya itu enggak ada. kalau secara resmi yah. Kalau aku kemarin penutupan oleh Wapres Jusuf Kalla. Karena Presiden Jokowi berhalangan. Di Monas. Jadi jika ada keluarga yang ingin bertemu anaknya terakhir kali datangah ke Monas itu. Atau hari terakhir di barak itu lebih longgar orang tua diizinkan bertemu dan menjenguk anaknya di akhir pekan.


10. Apakah lokasi penempatan tim akan tinggal campur satu rumah?


YA. Tim akan diberikan satu rumah dinas untuk satu tim. Dan itu tentu disesuaikan dengan lingkungan dan adat. Jika di daerah Sabang, Aceh, itu laki-laki ga boleh satu rumah. Tapi biasa yang tim selalu ada prianya. Tapi ada juga satu tim perempuan semua namun dapat wilayah yang tak terlalu sulit, atau masih termasuk wilayah yang ramai penduduk.


11. Sebagai pelayan masyarakat apakah hari libur normal berlaku?


Hari libur berlaku kok jika sudah ada di penempatan. Namun jika ada kegiatan di masyarakat lah itu disesuaikan dengan program yang dibuat kok. Biasanya semua tim mengikuti jadwal kerja puskesmas.


12. Apakah diizinkan pulang kampung halaman saat libur hari raya?


DIIZINKAN. Tapi liat juga yah dari kebijakan kepala puskesmasnya. Jika pinpus setuju untuk boleh pulang yaa pulang. Kalau tidak yaa ikuti hehe.


13. Saya membaca Permenkes No. 23 Tahun 2015 tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan berbasis Tim (Team Based) dalam Mendukung Program Nusantara Sehat salah satu poinnya berbunyi bahwa personil diberikan cuti 12 hari, apakah cuti ini boleh diambil berturut-turut.


YAP. Ada cuti setahun 12 hari. Boleeh langsung 2 minggu kok. Tapi kalau mau dirapel seperti tahun ini cuti 24 hari karena tahun depan gak akan cuti itu gak boleh yaah. Hehehe.


14. Ini yang paling krusial mbak, apakah interaksi sesama tim bisa menimbulkan cinta lokasi? Hehehe.


CINTA LOKASI? Mak! Haha itu tergantung personal sama takdir jodoh yah. Tapi seharusnya memang satu tim harus sepakat tentnag perasan ini. Jangan ada cinlok! Jika peraturan seperti itu Insya Allah gak akan kejadian. Apalagi kalau memang sudah punya pacar yang setia nun jauh di sana kaan. Tapi memang ada teman-teman aku yang cinlok tapi bertepuk sebelah tangan justru buat jadi suasana kelompok jadi gak enak. Dan sering beramtem. Dan itu seharusnya dihindari yah.


Baik mbak Rinta. Saya rasa cukup 14 pertanyaan itu dulu. Ha? 14 pertanyaan dulu? Berarti mau ada pertanyaan lagi mas? ¬– Hehehe saya belum tau mbak. Barangkali nanti saya kepikiran pertanyaan lain dan bisa saya ajukan kepada mbak Rinta. Dalam kesempatan ini, saya mau bilang kalau saya ingin bersahabat dengan mbak Rinta dan juga menginginkan mbak Rinta bisa bersahabat dengan pacar saya.

Semoga mbak Rinta dan kawan-kawan selalu diberikan kesehatan untuk terus melaksanakan tugas baik ini. Dan semoga mbak Rinta diberikan keleluasaan waktu untuk mengurusi saya yang bukan siapa-siapa ini. Heuheuheu. Btw, maafkan subjek email ini yang ditulis sepihak.

Jazzakallah Khairan Katsira mbak Rinta Wulandari.

Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh.

 ===

Dannnnn di bagian akhir yang bikin saya tersenyum simpul mbak Rinta Wulandari menulis ini sebagai penutup:


Semoga segera tidak menjadi galau lagi.

Wa Jazakillah Khair..

Terimakasih kembali. Ssalam dari Pulau Sebatik-Kalimantan Utara, Indonesia-Malaysia
.

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tinggalkan jejak kawan..

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html