Sunday, February 17

Employee



        Employee. Istilah kerennya kalau gak mau dibilang karyawan. Bahkan kata karyawan pun masih lumayan daripada dibilang pekerja. Begitu? Tapi apapun istilahnya saya hanya membedakan pekerjaan menjadi dua: bekerja untuk orang lain (staff employee), dan bekerja untuk diri sendiri (self employee).

        Singkat cerita, entah ada kesepakatan apa antara bapak-bapak to bapak-bapak, dan yang jelas memang ada sesuatu. Saya diminta bapak saya untuk pergi ke perusahaan seorang bapak, menemui bapak yang lain lagi, karena saya dipromosikan untuk bekerja suatu pekerjaan.

        Saya bingung. Lha saya ini kan masih kuliah, masak diminta kerja. Setelah negoisasi, eh negosiasi, disepakati saya bekerja suka-suka saya. | Eh gak boleh gitu dong?! | Saya bekerja di perusahaan itu jika tidak ada kuliah. Jadi secara normal saya kerja seminggu tiga kali, yang setengah hari satu kali. Lucu. Tapi jadi gak lucu karena saya jadi gak punya hari libur.

        Oh iya, FYI, perusahaan yang saya maksud itu industri tekstil yang buat sarung. Nah saya kebagian tugas memoles corak-corak sarung. Di situ disebut desainer. Keren kan? Sebenarnya tugasnya sih enteng, gitu-gitu doang. Tapi justru yang gitu-gitu doang itu yang bikin saya sering nganggur. Saya jadi seonggok manusia yang kerjaannya klik kanan refresh-klik kanan refresh, atau kalau gak ya main game. Nah sisi positifnya karena waktu luang itu saya jadi sering berlatih dan sekarang saya mahir bermain Minesweeper. Serius.

        Lama-lama saya muak dengan rutinitas ini. Bayangkan, kerja kok enak banget. Berangkat sesukanya. Sakarepku. Lucu. Jadi gak lucu sebab saya khawatir ada kecemburuan sosial di sini, mengingat saya paham betul tekanan kerja di sana bagi staff yang beneran. Ditambah saya juga punya kegiatan lain di kampus selain kuliah, mahasiswa teladan gitu loh. Sakarep, batinmu.

        Dilema berkecamuk di dalam dada. Di titik ini saya sudah jenuh. Dan lagi saya semakin sulit membagi waktu. Ditambah racun-racun para guru di twitter dengan pemikiran ini itu, saya gak boleh jadi karyawan. Saya adalah pengusaha yang terjebak di dalam tubuh karyawan. Saya harus bekerja untuk diri saya sendiri.

        Saya resign. Waduh ini nih the hardest part. Sulit banget mengungkapkan kepahitan ini ke pihak perusahaan. Saya ini orangnya gak enakan. Tapi didorong motivasi ala MLM di dalam diri saya, saya mengungkapkan perasaan saya. Skip. Singkat cerita saya resign beneran. Hiks hiks. | Kamu nangis? | Gak, aku pilek. |



        Hari terakhir. Pegang komputer kantor untuk terakhir. Seruput teh manis kantor untuk terakhir. Cuci mata mbak kantin cantik untuk terakhir. Salto sambil bilang WOW di meja bos untuk terakhir. Oke yang terakhir lebay dan keliatan fiktif banget. Yang jelas hari itu pamitan. Dikasih wejangan ini itu. Pidato perpisahan yang saya siapkan terpaksa gak saya ucapkan, karena gak penting banget. Dan terakhir temen kantor ngasih ini.

Oh sweeeeeet. Sayang dia cowok. Tapi saya percaya banget apa kata permen itu. Sukses!
http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html