Sunday, July 31

Marhaban Ya Ramadhan






Perlu hati yang ikhlas untuk memulai sebuah perbuatan.

Perlu hati yang suci untuk memulai sebuah kebaikan.

Sebaik-baiknya perbuatan dan kebaikan adalah membersihkan hati menjalani bulan suci.

Mengawali bulan penuh berkah ini, marilah kita membuka diri, membuka hati, untuk dapat saling memaafkan.

Awal yang baik untuk akhir penuh kemenangan.

Marhaban ya Syahru Ramadhan.

Wednesday, July 27

Gadis Matahari







Tulisan ini diimpor dari Note Facebook saya.


Saat duduk di pucuk-pucuk atap rumah di akhir malam, seekor kucing tua datang menghampiri. Kucing setengah hitam penuh kadas kemudian duduk dan menjilati kadas-kadas di tubuhnya. Bukankah itu menjijikkan, batinku.
"Apa yang kau lakukan?" tanyaku.
"Kenapa? Kau tak suka aku melakukan ini," jawab kucing.
"Tidak. Aku hanya ingin tahu apa yang sedang kau lakukan,"
"Kau pun melihat kalau aku sedang menjilati korengku sendiri,"
"Iya. Aku tahu. Tapi mengapa? Apakah enak?"
"Cih. Kalau aku punya tangan seperti kau, aku akan menggaruknya. Bukan menjilatinya. Apanya yang enak, lidahku tak diberi rasa."
Hening. Di penghujung malam, tergradasi oleh fajar, aku masih terpaku di pucuk rumah ditemani kucing kudisan yang sibuk menjilati korengnya. Pandanganku lurus jauh ke depan. Halimun batas-batas horison yang masih terlihat gelap.
"Kau sendiri sedang apa di sini? Anak gadis tak boleh naik sampai ke sini. Menanti kekasihmu?" giliran kucing yang bertanya.
"Tidak. Emm, sebenarnya aku menyukainya, tapi dia bukan kekasihku," jawabku.
"Siapa dia? Barangkali aku mengenalnya,"
"Iya. Setiap hari kau pasti melihatnya. Tapi mungkin kau tidak sadar,"
"Siapa?"
"Bukan siapa. Tapi apa."
"Apa siapa? Siapa apa?"
"Kita tunggu ia dari sini."
Hening. Fajar hari di pucuk atap angin berhembus menusuk tulang. Menggetarkan bulu-bulu romaku. Kutarik selimut merah jambu melekat erat mendekap tubuhku.
"Mana dia?" tanya kucing.
"Sebentar lagi." jawabku.
Di kejauhan di fajar hari, kaki langit mulai luntur. Agak cerah di ujung sana tapi gelap di sini. Jauh di ujung sana kaki langit mulai runtuh, terbelah menjadi dua warna yang menakjubkan. Jauh di ujung sana, dari deretan lanskap itu, menyembul tepian benda besar namun kecil. Manis sekali.
"Itu dia!" sorakku kegirangan.
"Siapa dia? Apa dia?" tanya kucing.
"Matahari. Ia tak pernah datang terlambat."
Benda besar namun kecil itu, Matahari, semakin menampakkan kebesarannya. Seolah dengan membusungkan dada melesat membelah langit-langit. Menyiramkan cahaya keemasan yang terpantul pada lanskap-lanskap jauh di sana. Fajar sudah pergi. Kini kusebut ia pagi. Dan aku berjanji seperti biasanya. Tak akan turun sebelum Matahari benar-benar dekat di atas kepalaku. Karena saat melihat Matahari sedekat itu, aku merasa dekat pula kepada yang menciptakannya.
http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html