Saturday, April 23

Lagu Hujan dan Air Mata Malaikat






Tulisan di sini diimpor dari Note Facebook saya.


Tetes demi tetes air hujan turun berderap mendera bumi. Semakin lama semakin deras. Seolah berlomba siapa yang lebih dulu membasahi bumi. Burung-burung terbang melingkar mengawal hujan. Seolah menari memuja Tuhan yang menurunkan hujan. Alam bergembira saat ini.
Suara air hujan yang berderap di atas genting membawaku kepada kenyamanan yang dalam. Ditambah suara gemericik air yang mengenai perkakas taman menambahkan satu harmoni yang indah. Dan sayup-sayup suara gemuruh di kejauhan menambah perasaan damai dalam hatiku. Sayang, tak ada lagi suara katak di sini. Karena kebun-kebun dan sawah-sawah di sini telah berubah menjadi gedung. Ironis.
Tahukah kawan, dari mana hujan berasal?
Yang aku tahu, hujan turun akibat air laut yang menguap dan berubah menjadi tetes air di atas sana.
Tapi dengarkanlah kisah dari sahabatku ini mengenai hujan.
Hujan tidak berasal dari laut. Mengapa? Kalau hujan turun dari laut, kenapa tanah kita jarang turun hujan meski tanah kita dekat dengan laut. Lagipula air hujan tak asin seperti laut.
Tahukah kawan, hujan adalah tetesan air mata seratus juta malaikat yang menangis di atas sana.
Mengapa malaikat menangis?
Karena malaikat mengetahui apa yang terjadi dengan penduduk bumi. Setiap hari ada banyak manusia kelaparan. Tiap hari, ada banyak manusia teraniaya. Baik teraniaya oleh alam, manusia lain, atau dirinya sendiri. Lalu para manusia berdoa akan kesengsaraannya selama ini. Dan setiap bulir-bulir doa yang dipanjatkan akan naik ke atas menuju Tuhan. Dan malaikat tak sengaja mencuri dengar saat bulir-bulir doa itu melintasi langit mereka. Dan malaikat pun menangisi penderitaan manusia.
Dan tahukah kawan dari mana suara gemuruh berasal?
Saat malaikat menangis, malaikat menggunakan ujung sayap raksasanya untuk menyeka air matanya yang terus keluar. Dan setiap satu sayap bergerak akan menimbulkan suara kelebat. Seperti suara kepak sayap burung. Hanya saja sayap malaikat sejuta kali lebih besar dari sayap burung. Dan bayangkan sepasang sayap sejuta kali burung bergerak bersama oleh seratus juta malaikat. Sungguh menakjubkan.
Dan tahukah kawan, mengapa ketika pelangi muncul saat hujan berhenti?
Rupanya Allah mendengar tangisan malaikat dan bulir-bulir doa manusia. Dia Sang Maha Agung melukis pelangi dengan warna-warna yang indah untuk menghibur malaikat agar malaikat berhenti menangis. Tak hanya malaikat, manusia pun seringkali takjub akan keindahan pelangi lukisan Sang Pencipta hingga sejenak mereka melupakan penderitaannya. Dan sembari makhluk-Nya mengagumi pelangi, Tuhan bekerja mengabulkan satu per satu bulir doa manusia. Alam tengah bergembira saat ini.


Pekalongan, 27 Februari 2011

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tinggalkan jejak kawan..

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html