Thursday, March 23

Nusantara Sehat bertemu Mutiara Hitam dari Timur

Etika Samudra W. bersama Anak-anak Distrik Tubang Kabupaten Merauke

Usianya baru 22 tahun kala itu ketika dia mengambil keputusan meninggalkan pekerjaan dengan porsi karir yang baik untuk menuju sesuatu yang ia pilih. Ia mempertaruhkan kenyamanan, kemapanan, keserbamudahan dengan pilihan yang ia sadar akan membawa ia kepada tempat yang ia tidak kenal sama sekali. Yang ia tahu hanya satu kepastian bahwa tempat tersebut terletak di ujung-ujung negeri, atau di jantung-jantung pulau, atau di tempat yang luput dari perhatian. Kalau sudah begitu jangan bayangkan ada sesuatu yang menyenangkan di sana, bahkan kita paham kebutuhan dasar manusia belum terpenuhi mutlak semisal kesehatan. Dan oleh alasan itu, dari sekian baris alasan, yang menggugah ia untuk ambil bagian dalam barisan pemuda para pegiat kesehatan untuk menyehatkan nusantara. Karena ujung-ujung negeri itu, jantung-jantung pulau itu, dengan segala isi suku, ras, dan agama penduduknya juga bagian dari nusantara. Ya, kita sebut saja pekerjaan mulia ini adalah Nusantara Sehat yang digawangi oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Ketika itu hanya ada dua kemungkinan setelah ia memutuskan akan bergabung dengan Nusantara Sehat. Kesatu, ia dinyatakan berkualifikasi secara kriteria dengan beberapa tahap seleksi untuk kemudian menjalankan misi Nusantara Sehat. Kedua, cita-citanya akan diwakili oleh pegiat kesehatan lainnya yang ternyata lebih berkualifikasi daripada dia. Bagi dia, ini bukan kompetisi menentukan siapa yang menang dan kalah, melainkan lomba dalam kebaikan untuk memastikan bahwa penduduk ujung-ujung negeri dan jantung-jantung pulau Indonesia bertemu dengan pemuda yang layak.
Dan niat baik itu ia wujudkan dengan mengikuti tiap tahap seleksinya meskipun dengan itu ia harus meninggalkan pekerjaannya dan menguras sebagian uang tabungannya untuk transportasi udara. Dan pada akhirnya niat baik itu terwujud. Ia dinyatakan satu dari 174 pemuda Indonesia yang dipercayakan untuk mengemban misi menyehatkan nusantara. Dan kemudian setelah dikayakan ilmu dan karakter dengan bekal ini itu jadilah ia bersama seratusan pemuda lainnya tersebut kini mendiami ujung-ujung negeri dan jantung-jantung pulau Indonesia sebagai kepanjangan tangan Pemerintah Indonesia untuk memberikan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya.
Ujung negeri yang sudah hampir 10 bulan ia tinggali dan mengabdi benar-benar terletak di ujung negeri. Tepatnya di pulau yang berjuluk “Mutiara Hitam dari Timur”, dengan nama kota yang sudah dikenal lewat lagu nasional sejak kanak-kanak: Merauke, wilayah paling timur sekaligus kabupaten terluas di Indonesia. Bayangkan, luas Kabupaten Merauke 68 kali lebih luas dibandingkan Provinsi DKI Jakarta. Tentu bukan pekerjaan mudah bagi kepala daerah untuk mengurus daerah seluas ini. Ditambah stigma kesenjangan pembangunan di wilayah Indonesia bagian timur membuat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memasukkan Kabupaten Merauke sebagai salah satu kabupaten untuk kategori DTPK (Daerah Terpencil, Perbatasan, Kepulauan) dan DBK (Daerah Bermasalah Kesehatan).
Betul, sudah hampir 10 bulan ia mengabdikan diri untuk Kabupaten Merauke tepatnya untuk masyarakat Distrik Tubang. Ia tidak sendiri, ia bersama 4 pemuda Nusantara Sehat lainnya dan beberapa tenaga kesehatan serta dokter yang sudah lebih dulu mengabdikan dirinya di sebuah puskesmas di Kampung Yowid, Distrik Tubang. Ngomong-ngomong tentang Kampung Yowid, Distrik Tubang, diperlukan 8 jam perjalanan laut atau 1-2 hari perjalanan roda dua dengan medan jalan yang “aduhai” dari ibukota kabupaten. Ingin lebih cepat? Bisa, dengan pesawat perintis dari ibukota kabupaten ke distrik tetangga, Okaba, dengan tiket seharga pesawat dari Jakarta ke Bali.
Sinyal operator seluler pernah mendiami distrik ini, namun sejak akhir Desember 2016 hingga kini sinyal menghilang entah ke mana. Namun jangan khawatir, listrik ada di sini. Bukan listrik negara, melainkan listrik yang dipacu dari kerja generator. Itu pun tidak 24 jam, hanya ada ketika petang datang dan menjelang tidur.
Bersedia tinggal di Distrik Tubang artinya bersedia meninggalkan kenyamanan, tidak ada SMS, tidak ada telpon apalagi internet dan sosial media. Bersedia mengabdi untuk masyarakat Distrik Tubang artinya bersedia lelah melayani hingga ke jantung kampung dengan medan yang sukar: mengarungi lumpur dan liat sedalam lutut, menaiki “belang” sejenis perahu kayu kecil dengan sungai yang dihuni buaya, konon guratan kayu di ujung “belang” yang pernah ia tumpangi menuju Kampung Wobuyu adalah buah gigitan buaya, atau jika medan sedang tidak bersahabat ketika gelap datang bermalam di tengah hutan merupakan satu-satunya pilihan.
Lantas apa yang ia cari? Gaji yang besar? Percayalah gaji seorang artis yang bermain dalam program “Ethnic Runaway” satu episode saja jauh lebih besar. Yang ia cari adalah jawaban. Jawaban atas tantangan yang ia ciptakan. Jawaban atas rasa penasaran yang haus akan pengalaman. Pembuktian akan kemampuan diri bahwa ia berhasil menemukan dan melihat dari dekat apa yang orang bilang “Mutiara Hitam dari Timur” lengkap dengan kilauan senyum dan cita-cita 99 karat mereka. Mutiara-mutiara yang apabila dirawat dengan baik akan menjadi tak ternilai harganya. Ah di titik ini tiba-tiba sebait lagu “Tanah Papua” oleh penyanyi Edo Kondologit sangat pas di telinga.


Tanah Papua tanah yang kaya, surga kecil jatuh ke bumi.
Seluas tanah sebanyak batu, adalah harta harapan.


Tanah papua tanah leluhur, di sana aku lahir.
Bersama angin bersama daun, aku di besarkan.


Hitam kulit keriting rambut, aku papua.
Hitam kulit keriting rambut, aku papua.
Biar nanti langit terbelah, aku papua

Wednesday, August 10

Selamat Ulang Tahun Etika Samudra W.





“Love is just a word, until someone arrives to give it meaning.” ~ Paulo Coelho

Ada yang memutuskan pergi. Ada yang memutuskan tinggal. Ada yang lebih istimewa dari tinggal yang tak pernah pergi. Adalah mereka yang memutuskan pergi namun tahu bagaimana cara kembali kemudian tinggal lebih lama lagi.

Hati boleh menetap. Tapi jiwa petualang yang haus pengalaman selalu ingin pergi. Bukan pergi lantas meninggalkan. Namun pergi dengan menanggalkan. Menanggalkan ego dan segala kepemilikan. Untuk dimiliki dan berguna bagi orang-orang yang lebih membutuhkan. Menjadikan kebanggaan dan kecintaan tumbuh sama besarnya. Sama besar dengan rindu-rindu yang candu.
Pada akhirnya apa yang pergi adalah usia. Apa yang tinggal adalah kenangan. Dan apa yang kembali adalah cita-cita.

Selamat menapaki usia baru Etika Samudra Wati. Selamat menjejaki pengalaman baru dan memasuki dunia yang tidak kamu sangka-sangka. Terima kasih sudah menjadi baik. Terima kasih menjadi hebat. Terima kasih sudah mengizinkan saya untuk ada di tiap tahapan hidupmu, yang menjadikan saya paham bahwa hasil tak pernah mengkhianati proses. Dan tetaplah demikian dalam kondisi apapun.
Sampai ketemu setelah jeda-jeda luar biasa ini ya. *xoxo*

dedy setyo anggoro etika samudra w
Etika Samudra W. & Dedy S. Anggoro


Ditulis dari Pekalongan, Jawa Tengah
10 Agustus 2016


(Dedy S. Anggoro)

Friday, July 1

Teruslah Membersamai Hingga Rasa Lelah Menjadi Kelelahan yang Tiada

Teruslah Membersamai Hingga Rasa Lelah Menjadi Kelelahan yang Tiada
~ Etika Samudra W ~

dedy s. anggoro etika samudra w.
Dedy S. Anggoro & Etika Samudra W.

 ***
Dedy S. Anggoro adalah sisi teromantis dan terjujur dalam hidup saya, manusia terlengkap dengan segala paket kebetulan yang pernah saya temukan. Dia sangat sederhana. Sepertinya kamu bisa membayangkan ini: Sesederhana senja di setiap sore yang selalu pulang tanpa diminta.

Banyak orang mengatakan dia sangat beruntung memiliki saya. Ahhh tidak, sepertinya mereka hanya menggunakan sepersekian inci dari sudut pandangnya dalam melihat kami, mereka hanya melulu melabeli orang atas hasil dari pencapaianya selama ini, kemudian luput melihat proses apa saja bahkan orang mana saja yang ikut terlibat dalam proses pencapaiannya. Ah lucunya mereka. Sangat menyedihkan.

Dan saya adalah wanita beruntung itu. Wanita yang setiap harinya selalu dihebatkan oleh lelaki hebat di balik layar. Wanita yang setiap harinya dihujani dengan keyakinan yang bertubi tubi bahwa saya bisa dan mampu melewati. Dia lelaki yang tidak latah meminta timbal balik. Lelaki yang tidak latah meminta gemuruh riuhnya tepuk tangan atas dedikasinya selama ini.

Baginya dalam hidup ini adalah berproses menjadi baik apapun jalan prosesnya tetaplah menjadi baik, karena dia yakin hasil tidak pernah mengkhianati proses, itulah yang saya terapkan dalam hidup dan kemudian ampuh mengubah saya menjadi ke-sayaan-saya sekarang yang seperti ini. Ah Dedy kamu selalu berhasil menghipnotis saya.

Dedy S. Anggoro adalah bagian terjenius dalam hidup saya paket terlengkap dan entah apa lagi. :)

Thursday, May 5

Di Balik Pembekalan Nusantara Sehat: 37 Hari Tanpa Alat Komunikasi


UPDATE!!!

Peraturan Nusantara Sehat Tahun 2016 berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
1. Peserta belum bisa dibesuk sampai peserta menginfokan sendiri.
2. Bisa menitipkan barang tapi lebih baik tidak usah, meski barang disampaikan ke peserta (terlebih dahulu diperiksa petugas) namun peserta akan mendapat sangsi.

Sekian.

(Sumber: Bapak Petugas Piket Pusdikkes TNI AD Kramatjati )

================================

Tahun ini saat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia kembali menjalankan Program Nusantara Sehat, orang dekat saya - bahasa umum menyebutnya pacar - juga mengikutinya dan berhasil lolos seleksi. Untuk itu sebelum melakukan program tersebut para peserta Nusantara Sehat diwajibkan mengikuti pendidikan dan pelatihan atau di sini disebut Pembekalan Tim Nusantara Sehat Tahun 2016. Dan asal tahu saja, selama pembekalan peserta tidak dibolehkan komunikasi dengan dunia luar selama 1 bulan lebih. Kangen ndak tuh. Maka dari itu berbekal informasi dari seorang sahabat yang saya temukan di jagad maya lewat mesin pencarian bertemulah saya dengan sesosok perempuan inspiratif, penulis blog, dan juga Tim Nusantara Sehat aktif: Rinta Wulandari. Segala catatan tentang beliau bisa ditengok di blog:
www.rintawulandari.com dan www.kompasiana.com/rintawulandarii.

Saya tempo hari berkomunikasi dengan beliau lewat surat. Surat elektronik. Hehehe. Dan berikut lampiran email saya dengan seorang Rinta Wulandari yang sudah saya modifikasi untuk keperluan blog ini.

===

Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh, mbak Rinta Wulandari. Salam serta rahmat dan barakah Allah untuk mbak Rinta, keluarga, dan kawan-kawan sehaluan yang sedang menjalankan abdi baktinya untuk menyeharkan nusantara. Semoga tetap diberikan kesehatan dan kebaikan dalam menjalan tugas semulia itu.

Mbak Rinta, pacar saya merupakan salah satu peserta seleksi yang dinyatakan lolos menjadi Tim Nusantara Sehat Tahap II Tahun 2016. Bolehkah saya menanya-nanyai mbak Rinta? – Kenapa saya? – mungkin begitu batin mbak Rinta. Hehehe. Karena betul kata mbak Rinta, semua pencarian dan tagar Nusantara Sehat menyasar ke satu nama: Rinta Wulandari, yang begitu giat menulis dan menceritakan tentang pengalamannya, terima kasih sekali untuk itu. Tapi ada beberapa pertanyaan yang jawabannya belum saya dapatkan – atau mungkin saya melewatkannya. Pilihan menjawab atau tidak itu hak prerogatif mbak Rinta. Tapi berharap untuk dijawab itu hal besar untuk saya.

Agar mempermudah dan tidak berkesan bertele-tele maka pertanyaan akan saya buat berurutan dengan nomor. Santai saja mbak Rinta, sebenarnya selain suka nulis saya juga suka guyon kok. Jadi nanti jawabannya ndak harus seformal ini. Hehehe.

Lanjutan dari tulisan di atas adalah pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan kepada mbak Rinta Wulandari. Dan baiknya mbak Rinta, beliau dapat menyempatkan waktu dan menjawab pertanyaan saya dengan baik. Dapat saya nilai bahwa mbak Rinta adalah orang yang sangat bersahabat.

Oiya berikut saya tuliskan rangkuman pertanyaan saya dan jawaban mbak Rinta. Semoga bisa menjawab pertanyaan orang-orang yang galau ditinggal pasangannya pembekalan Nusantara Sehat 2016 selama 37 hari.

===

1. Pacar saya saat ini tengah menjalani pembekalan di Pusdikkes TNI AD Kramatjati Jakarta Timur terhitung sejak 18 April sampai dengan 24 Mei 2016. Pacar saya bilang kalau tanggal merah nanti (4-5 Mei) peserta diliburkan dan dibebastugaskan. Pendapat mbak Rinta sendiri gimana? Bisakah peserta pembekalan keluar barak waktu libur nasional?


Kalau menurut saya, tentang tanggal merah. Ah gak mungkin dibolehin pesiar (keluar Pusdikkes untuk belanja dll). Enggak. Karena kami pun dibolehkan keluar tempat latihan hanya boleh ke Indomaret depan, atau ke ATM. Pun jika boleh, itu hanya berlaku H-5 sebelum keberangkatan untuk beli barang barang keperluan di jalan atau makanan. Selebihnya jika ada keperluan? Ya titip sama pelatih (TNI yang melatih).


2. Apakah tidak ada cara lain peserta pembekalan untuk berkomunikasi dengan dunia luar? Seperti misal berkirim surat via merpati pos? Hehehe.


Boleeeh. Walaupun HP dikumpul, setidaknya para siswa Kemenkes (Tim Nusantara Sehat) boleh menghubungi orang tua jika ada urgent. Boleh numpang SMS ke keluarga jika urgent. Tapi enggak untuk hubungi pacar yaah hehe. Kalau saya dulu, laptop gak dikumpul. Karena perlu untuk mempelajari materi yang diberikan Tim Kemenkes untuk mengerjakan tugas dll. Maka saya sering juga berkirim email dengan kakak saya yang sibuk dengan dunia pasien-rumah sakit. Beliau dokter. Dalam hal ini, ini bukan kakak kandung saya, tapi menurut saya beliau yang pantas terima segala cerita dan keluh kesah saya selama dalam pelatihan. Dan ternyata hal ini ampuh untuk mengurangi tingkat stress bagi para siswa Nusantara Sehat yang sedang dalam tekanan pelatihan. Mungkin ini bisa diterapkan pada pacar mas? Jika memang laptopnya tidak dikumpulkan.


3. Turunan nomor 2, apakah tidak ada cara agar dunia luar bisa berkomunikasi dengan peserta pembekalan? Seperti saya menyamar jadi wartawan atau pedagan kaki lima.


Setahu saya, orangtua, teman boleh menjenguk siswa, tapi tergantung dengan harinya. Biasanya ada peraturan. Misalnya hari Sabtu dan Minggu dari pukul 12 sampai jam 16.00 adalah jam berkunjung. Tapi itu kembali lagi di peraturan Pusdikkes. Kalau di Rindam Jaya hal itu diperbolehkan. Namun maklum jika di awal awal memang latihan sangaaaaaat padat. Sangaaat. Bahkan untuk tidur siang pun, walau hanya setengah jam itu sudah hal yang sangaat istimewa dan dirindukan. Dan wajar kalau ketemu nanti pacar mas akan berubah warna, setidaknya belang antara wajah dan jilbabnya. Hehehe.


4. Apakah selama di barak kesehatan dan kenyaman peserta diperhatikan?


Hmm tentang kenyamanan. Itu tergantung yah. Barak ketentaraan hanya menyiapkan barak yang sekenanya. Sangaat persis dengan para TNI yang juga berlatih, mereka tinggal di barak yang seadanya sepeti lorong panjang dengan tempat tidur di sisi kanan kirinya kemudian ada lemari kecil di sampingnya untuk menaruh barang. Itu saja. Nyamuk mungkin adalah sarana yang biasa dihadapi. Barak Pusdikkes pasti juga punya nyamuk yang besar dan berotot. Haha sama dengan barak Rindam Jaya
.

5. Bagaimana tentang tekanan-tekanan ala militer yang selama ini kita asumsikan terjadi di setiap pelatihan semi militer?


Tekanan? Pastiiii. Namun semua jadi happy kok dibawa happy. Karena memang gak sendiri. Ramai. Jadi semua berpikir itu nyusahin capek, tapi kembali lagi saya selalu berpikir bahwa ini hanya sementara. Hanya satu bulan 10 hari. Justru ini akan jadi cerita seru tersendiri. Siswa Kemenkes tidak dibedakan. Mereka disamakan dengan para tentara yang berlatih. Latihan fisik pun tak bisa dihindari dan lama kelamaan itu akan menjadi kebiasaan kok walaupun diawal akan banyak keluhan.


6. Pada hari keberapa lokasi penerjunan diumumkan?


Lokasi diumumkan saya saat itu H-5 sebelum keberangkatan.


7. Apakah lokasi penerjunan disesuikan dengan domisili peserta? Saya tahu mbak Rinta dari Lampung tapi tidak ditempatkan di Lampung, itu mungkin karena Lampung sendiri tidak terdapat puskesmas yang dipilih sebagai penempatan. Dalam kasus ini, domisili pacar saya dekat dengan Sanggau, Kalimantan Barat di mana merupakan daerah DPTK dan DBK, mungkinkah dia diterjunkan di lokasi tersebut?


TIDAK. Walaupun wilayah pacar mas di DTPK atau di DBK. Dia tidak dijamin akan mendapat penempatan di situ, jadi jangan berharap terlalu yah. Nanti nyakitin. Karena teman aku rumahnya di Sabang, termasuk wilayah kerja Nusantara Sehat juga. Tapi ia mendapat penempatan di Merauke. Jadi apa? itulah pentingnya pembelajaran semi militer. Selain belajar ikhlas juga belajar menerima kenyataan.


8. Selang berapa hari peserta diterjunkan dari hari terakhir pembekalan?


Peserta langsung menuju penempatan. Hanya menunggu giliran keberangkatan. Setelah 40 hari dan penutupan peserta masih tinggal di barak namun tanpa aturan yang ketat kemiliteran. Santai. Karena itu hanya menunggu keberangkatan. Giliran. Hari pertama atau kedua berangkat. Digilir.


9. Apakah ada seremoni penerjunan yang dihadiri oleh keluarga dan umum?


Seremoni? Aah itu yang kami inginkan. Seremoni dengan orang tua maksudnya? Sayangnya itu enggak ada. kalau secara resmi yah. Kalau aku kemarin penutupan oleh Wapres Jusuf Kalla. Karena Presiden Jokowi berhalangan. Di Monas. Jadi jika ada keluarga yang ingin bertemu anaknya terakhir kali datangah ke Monas itu. Atau hari terakhir di barak itu lebih longgar orang tua diizinkan bertemu dan menjenguk anaknya di akhir pekan.


10. Apakah lokasi penempatan tim akan tinggal campur satu rumah?


YA. Tim akan diberikan satu rumah dinas untuk satu tim. Dan itu tentu disesuaikan dengan lingkungan dan adat. Jika di daerah Sabang, Aceh, itu laki-laki ga boleh satu rumah. Tapi biasa yang tim selalu ada prianya. Tapi ada juga satu tim perempuan semua namun dapat wilayah yang tak terlalu sulit, atau masih termasuk wilayah yang ramai penduduk.


11. Sebagai pelayan masyarakat apakah hari libur normal berlaku?


Hari libur berlaku kok jika sudah ada di penempatan. Namun jika ada kegiatan di masyarakat lah itu disesuaikan dengan program yang dibuat kok. Biasanya semua tim mengikuti jadwal kerja puskesmas.


12. Apakah diizinkan pulang kampung halaman saat libur hari raya?


DIIZINKAN. Tapi liat juga yah dari kebijakan kepala puskesmasnya. Jika pinpus setuju untuk boleh pulang yaa pulang. Kalau tidak yaa ikuti hehe.


13. Saya membaca Permenkes No. 23 Tahun 2015 tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan berbasis Tim (Team Based) dalam Mendukung Program Nusantara Sehat salah satu poinnya berbunyi bahwa personil diberikan cuti 12 hari, apakah cuti ini boleh diambil berturut-turut.


YAP. Ada cuti setahun 12 hari. Boleeh langsung 2 minggu kok. Tapi kalau mau dirapel seperti tahun ini cuti 24 hari karena tahun depan gak akan cuti itu gak boleh yaah. Hehehe.


14. Ini yang paling krusial mbak, apakah interaksi sesama tim bisa menimbulkan cinta lokasi? Hehehe.


CINTA LOKASI? Mak! Haha itu tergantung personal sama takdir jodoh yah. Tapi seharusnya memang satu tim harus sepakat tentnag perasan ini. Jangan ada cinlok! Jika peraturan seperti itu Insya Allah gak akan kejadian. Apalagi kalau memang sudah punya pacar yang setia nun jauh di sana kaan. Tapi memang ada teman-teman aku yang cinlok tapi bertepuk sebelah tangan justru buat jadi suasana kelompok jadi gak enak. Dan sering beramtem. Dan itu seharusnya dihindari yah.


Baik mbak Rinta. Saya rasa cukup 14 pertanyaan itu dulu. Ha? 14 pertanyaan dulu? Berarti mau ada pertanyaan lagi mas? ¬– Hehehe saya belum tau mbak. Barangkali nanti saya kepikiran pertanyaan lain dan bisa saya ajukan kepada mbak Rinta. Dalam kesempatan ini, saya mau bilang kalau saya ingin bersahabat dengan mbak Rinta dan juga menginginkan mbak Rinta bisa bersahabat dengan pacar saya.

Semoga mbak Rinta dan kawan-kawan selalu diberikan kesehatan untuk terus melaksanakan tugas baik ini. Dan semoga mbak Rinta diberikan keleluasaan waktu untuk mengurusi saya yang bukan siapa-siapa ini. Heuheuheu. Btw, maafkan subjek email ini yang ditulis sepihak.

Jazzakallah Khairan Katsira mbak Rinta Wulandari.

Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh.

 ===

Dannnnn di bagian akhir yang bikin saya tersenyum simpul mbak Rinta Wulandari menulis ini sebagai penutup:


Semoga segera tidak menjadi galau lagi.

Wa Jazakillah Khair..

Terimakasih kembali. Ssalam dari Pulau Sebatik-Kalimantan Utara, Indonesia-Malaysia
.

Sunday, March 13

Kos Murah Banjarmasin Penginapan Murah Banjarmasin Poltekkes Nusantara Sehat

Bagi temen-temen yang cari kos murah Banjarmasin, penginapan murah Banjarmasin, kos murah penginapan murah sekitar Poltekkes Banjarmasin Jl. H. Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjar Baru, dalam rangka tes seleksi tahap II Nusantara Sehat Kemenkes Tahun 2016, sila bisa kontak saya.

Penginapan murah di asrama Poltekkes patungan sama saya. Harga sewa penginapan 150.000 per malam fasilitas:

- 3 s.d. 4 bed (spring bed)
- AC dan kipas angin
- TV
- Kamar mandi dalam


Ayo yang minat kos murah Banjarmasin, penginapan murah Banjarmasin, kos murah penginapan murah sekitar Poltekkes Banjarmasin Jl. H. Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjar dalam rangka tes seleksi tahap II Nusantara Sehat Kemenkes Tahun 20, bisa patungan sama saya 50.000 per malam.

Kontak: 0857 0136 9400 (Dedy S. Anggoro)

Sunday, June 29

#21 Hai Tuhan

Hai halo Tuhan. Hari ini awalan Ramadhan. Sebentar sekali waktu hingga bulan suci terulang kembali. Lihat bagaimana Tuhan mengabulkan doamu setahun lalu: Pertemukan aku kembali pada bulan Ramadhan yang akan datang. Tapi juga jangan GR dulu, belum tentu tahun depan kamu bisa bilang begini. Selama sebulanan ini, dimulai dari hari ini Kau akan sibuk Tuhan. Tapi Kau kan Maha, mana ada urusan yang menyibukkan-Mu. Aku salah. Ya paling tidak itu karena intensitas ibadah manusia akan naik drastis. Jadi membayangkan para malaikat sesibuk pramuniaga sebuah supermarket yang sedang obral diskon besar-besaran: obral pahala. Tapi mengingat sekarang manusia sudah mulai mencatat amal baiknya sendiri-sendiri, jadi kukira malaikat tidak sesibuk itu.

Sunday, November 24

Send Message - via Kantor Pos



             Coba sebutin gedung-gedung tua di kotamu! Museum. Stasiun kereta api. Kantor pos. Nah kantor pos. Bangunan yang kebanyakan peninggalan Belanda ini salah satu bangunan yang di tiap kota mesti ada. Kalau yang gak tau kantor pos itu lho gedung yang catnya semua oranye itu. Dan di sinilah segala aktivitas surat-menyurat terjadi.

             Baru-baru ini saya melakukan sesuatu yang kebanyakan orang zaman sekarang jarang lakuin. Yaitu: mengirim surat via pos. Hehehe bangga dikit dong. Tapi gak semudah itu berkirim di zaman sekarang. Bukan, bukan karena dipersulit. Tapi karena zaman sekarang semakin sedikit yang tau gimana cara mengirim surat via pos. Karena tidak semudah menekan enter dan send. Untung kita kenal internet, tinggal googling deh: cara mengirim surat. Nah itu, kemajuan teknologi internet yang sekaligus menampakkan kebodohannya.

             Tapi dari semua tutorial dari internet tetep bae gak mudeng. Iya sih di situ dijelasin ini ditulis ini, itu di situ, perangko di sini. Tapi tetep gak mudeng ketika di situ dijelasin bagian depan dan bagian belakang surat, ini gimana bedainnya. Yang depan yang mana yang belakang yang mana. Wong buka kran aja sering keliru ke kanan atau ke kiri dulu. Akhirnya saya ke kantor pos dengan membawa surat yang masih telanjang. Maksudnya amplopnya bersih belum ditulisin apa-apa. Skip. Masuk loket, tanya-tanya deh sama petugasnya. Berikut kurang lebih percakapan menegangkan itu.
              “Mbak mau kirim surat gimana caranya? Ini alamat penerima nulisnya sebelah mana? Terus alamat pengirim di mana?

             ”Oh alamat penerimanya ditulis di bagian depan amplop sebelah kanan bawah.”

              “Hehehehe betewe bagian depan surat itu yang mana ya?”

             Akhirnya setelah ditunjuk-tunjuk saya jadi paham. Corat-coret-corat-coret. Selesai.

              “Nih mbak.”

             Setelah itu suratnya diterima mbaknya dengan tangan kanan. Terus mau ditimbang. Tapi?

              “Nha gak pake perangko mbak?”

              “Lho masnya mau pake perangko?”

              “Lho? Emang biasanya gimana?”

              “Ada kilat khusus, ekspress, sama biasa yang pakai perangko. Kalau kilat khusus itu dua puluh ribu paling satu hari nyampe. Tapi kalau pakai perangko, dua ribu lima ratus, tapi nyampenya gak bisa dipastiin.”

              “Oooooh. Yang biasa aja ah. Gak buru-buru kok.”

             Apaan ini? Lho masnya mau pake perangko. Mau pake perangko. MAU. Seolah-olah perangko adalah hal yang haram dan menjijikkan sampai mbaknya kaget waktu dimintain perangko. Hehehehe. Apa iya sekarang perangko udah jarang digunain.

             Jadi intinya yang saya tangkep di kantor pos tempat saya mengirim surat gini. Secara default tiap orang kirim surat dikenain layanan non-perangko. Entah karena mereka memberikan layanan yang tercepat buat pelanggan, atau mereka gak mau pasang perangko karena harganya paling murah. Juga mereka nakut-nakutin orang yang pake perangko, bilangnya: surat gak bisa dipastiin kapan nyampe.

             Udah lupakan kejadian itu. Mumpung lagi bahas surat kenapa gak sekalian aja share gimana cara mengirim surat via pos. Simak gambar-gambar ini aja ya.









             Oh iya. Perlu tau bahwa sejak tahun 2012 PT Pos Indonesia bekerjasama dengan minimarket waralaba Indomaret. Jadi Indomaret bisa ada di dalem kantor pos gitu. Nah gak tau deh gimana cara si Alfamart jejerin. Tapi bedanya kalo udah di dalam kantor pos namanya jadi PostShop. Kirain PostShop itu jual benda-benda pos seperti kartu pos, amplop, perangko, materai, bis surat. Eh gak taunya kayak Indomaret biasanya, jadi gak ada kartu pos.


             Sudah ya kawan segitu saja. Semoga surat saya sampai di tempat dengan selamat. Sehingga semua senang. Nah sebagai hadiah nih saya kasih trivia tentang kantor pos.

             Dahulu saat berkirim surat, penerima suratlah yang harus membayar biaya pos. Karena penerima surat seringkali menolak surat dengan alasan tidak mau membayar, maka muncullah perangko.

             Perangko yang resmi pertama kali diperkenalkan di Britania Raya pada 1 Mei 1840.

             Perangko berasal dari bahasa Latin: franco.

             Dan ternyata perangko ditulis dengan prangko bukan perangko seperti kata Richard Yani Susilo pada Bulletin Berita Filateli tahun 1985.

             Kantor pos pertama didirikan di Batavia (Jakarta) pada 26 Agustus 1746 oleh Gubernur Jenderal G. W. Baron van Imhoff.

             Di Indonesia kantor pos berwarna oranye karena Kolonial Belanda mengecatnya demikian sebagai identitas Belanda sesuai warna kebangasaannya.
http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html